Sejarah
Desa Mergayu merupakan salah satu dari 18 (delapan belas) desa yang terletak di wilayah administrasi Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung.Secara turun-temurun dan tertulis dalam sejarah Desa Mergayu melalui sumber dari para sesepuh Desa yang terdahulu.
Tercatat bahwa di masa pendudukan Belanda pada saat perang Diponegoro yang telah usai kira – kira tahun 1830, dua kelompok pengikut Diponegoro dari Bagelan (Magelang) memutuskan pergi ke wilayah Jawa bagian Timur untuk mencari pemukiman baru. Mereka datang ke wilayah Mergayu pada saat itu, yang konon masih merupakan hutan belantara.
Kelompok pertama adalah Eyang Mertokusumo, Eyang Djati, Eyang Damar, Eyang Deling. Mereka membuat peristirahatan di wilayah bagian Barat. Merasa akan tinggal lebih lama di wilayah ini, kelompok pertama berinisiatif membuka hutan untuk dijadikan tanah pemukiman baru. Wilayah yang cukup luas dan persiapan alat yang kurang maka dengan alat seadanya antara lain sabit, kampak, baji dan sebagainya, mereka membuka hutan dan dijadikannya perkampungan, terwujudlah dukuh Jati dan Pelem.
Sedangkan kelompok kedua yang bermukim di bagian Timur adalah Eyang Mangundrono, Eyang Glendreh, Eyang Wenang, Eyang Eko Lesono. Kelompok ini juga mempunyai niat yang sama dengan kelompok pertama membuka hutan untuk dijadikan perkampungan, karena salah satu dari mereka mempunyai saudara laki-laki di Sedayu / Suwaru.
Maka mereka berkeinginan meminjam peralatan untuk membuka lahan baru. Namun peralatan yang dimaksud digunakan sendiri, karena diilhami rasa tanggung jawab untuk kelangsungan hidup anak dan keturunannya mereka segera bermusyawarah. Dengan alat seadanya kelompok ini bekerjasama membuka hutan belantara. Akhirnya mereka menemukan cara-cara yang sederhana untuk tercapainya tujuan tersebut. Cara tersebut cukup dengan memukul-mukulkan potongan kayu ke pohon dengan melingkar sehingga kulitnya terkelupas dan lama-kelamaan pohon akan mati dan mudah untuk ditumbangkan.
Hasil babatan tersebut terwujudlah Dusun Santren dan Dukuh Bakah. Daerah pemukiman yang dibuka dua kelompok ini semakin lama semakin ramai, menurut kesepakatan bersama dua kelompok daerah tersebut akhirnya diberi nama Desa Mergayu, yang berasal dari kata Hambrek Kayu (robohnya kayu). Setelah pendudukan Hindia Belanda saat itu, Desa Mergayu terkena proyek pembuatan sungai besar yang dinamakan Parit Raya yang harus membelah Desa Mergayu menjadi dua Dusun yang sampai saat ini dikenal dengan dua wilayah perDusunan: 1. Sebelah Barat parit raya disebut Dusun Jati (Pelem, Jati, dan Bakah kulon).2. Sebelah Timur parit raya disebut Dusun Bakah (Mergayu, Santren dan Bakah etan).
Wilayah Desa
Wilayah Dusun
- Dusun Jati
- Dusun Bakah
Batas Wilayah
- Utara: Desa Singgit, Desa Sukoharjo
- Timur: Desa Bandung
- Selatan: Desa Suwaru
- Barat: Desa Kedungwilut
Visi & Misi
Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Tulungagung Melalui Peningkatan Sumberdaya Manusia Yang Profesional Berdasarkan Iman Dan Taqwa
- Peningkatan pelayanan pendidikan yang murah dan berkualitas serta pelestarian/pengembangan kebudayaan.
- Peningkatan pelayanan di bidang kesehatan yang murah dan berkualitas.
- Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan baik, transparan, akuntable, responsif dan demokratis.
- Peningkatan pembangunan infrastruktur yang berbasis pemerataan pembangunan dan pengembangan wilayah untuk mendorong percepatan pembangunan sektor – sektor yang lain.
- Pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis (UKM, pertanian, peternakan, perikanan, dan pariwisata serta perkebunan) melalui kegiatan kewirausahaan.
- Pengentasan dan penanggulangan kemiskinan dengan pola terpadu.
Perangkat Desa
Aparat Desa Mergayu periode 2019-2025
IRKHAMUL HUDA
Kepala Desa
SUD RANIASIH
Sekretaris Desa
WAHYU ADI WAHONO
Kasi Pemerintahan
LAMDJI
Kasi Kesejahteraan
MUSAEKONI
Kasi Pelayanan
SINDU HARSONO
Kaur Keuangan
WIKAN SUKESTI
Kaur Umum dan Perencanaan
MIFTAHUL HUDA
Kepala Dusun Bakah
MUKANI
Kepala Dusun Jati
SAUDJI
Staf Kasi Kesejahteraan
MUDAWAM
Staf Kepala Dusun